Istilah komunikasi
berpangkal pada istilah latin, yakni communis yang artinya membuat kebersamaan
antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari istilah akar bahasa
latin yaitu communico yaitu membagi. Istilah
komunikasi menurut Kamus Bahasa Indonesia
(KBI) adalah sebuah pengiriman dan
penerimaan pesan yang dilakukan oleh dua atau lebih orang sehingga
pesan itu dapat dipahami. William Goerden (Mulyana,2014;76)
menjelaskan bahwa komunikasi dapat didefinisikan sebagai transaksi dinamis yang
melibatkan gagasan dan perasaan, dan menurut Donald Byker & Loren J. Anderson
bahwa komunikasi (manusia) adalah berbagi informasi antara dua orang atau
lebih.
Dance
mengartikan komunikasi sebagai “usaha untuk menimbulkan respon melalui
lambang-lambang verbal”, ketika lambang-lambang verbal tersebut bertindak
sebagai stimuli. Raimond S.Ross (Rahmat,1989:4) mendefinisikan komunikasi
sebagai “a transaction process involving
cognitive sorting, selecting, and sharing of symbol in a such a way as to help
another elicit from is own experiences a meaning or responses similar to that intended
by the source”. (proses transaksional yang meliputi pemisahan, pemilihan
bersama lambang secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk
mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau respons yang sama dengan yang
dimaksud oleh sumber). Lain halnya definisi komunikasi yang dikutip berikut ini
menampilkan “kekuatan kata komunikasi”. Berelson & Steiner
(Liliweri,2011:34) menyatakan bahwa komunikasi adalah transmisi informasi, ide,
emosi, keterampilan, dan lain-lain melalui symbol-simbol, kata-kata, gambar,
fitur, dan grafik, dll.
Komunikasi
menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan
dianut secara sama. Akan merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti
dalam kalimat “kita berbagi pikiran”, “kita mendiskusikan makna” dan “kita
mengirimkan pesan,” (Mulyana,2014:46). Komunikasi didefinisikan secara luas
sebagai “berbagi pengalaman”. Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang
atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks
tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan umpan balik
(DeVito,2011:24).
Gordon
I. Zimmerman (Mulyana,2014;4) merumuskan bahwa kita dapat
membagi tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar. Pertama, kita berkomunikasi
untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita-untuk memberi
makan dan pakaian kepada diri sendiri, memuaskan kepenasaran kita akan
lingkungan dan menikmati hidup. Kedua kita berkomunikasi untuk menciptakan dan
memupuk hubungan dengan orang lain. Jadi komunikasi mempunyai fungsi sistem
yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan
tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai
bagaimana hubungan kita dengan orang lain. Proses komunikasi pada
kakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan sesesorang kepada orang lain. Pikiran merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yan
muncul dari benaknya. Perasaan kita berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran,
kemarahan, keberanian, kegirahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.
Komunikasi menyarankan
bahwa fikiran suatu makna atau pesan dianut secara bersama. Komunikasi
merupakan usaha manusia menyampaikan isi pesan pertanyaan atau pesan kepada
manusia lain. Mulyana (2014;5) mengatakan bahwa fungsi komunikasi antara
lain :
a.
Menyatakan dan mendukung identitas diri
b.
Mempengaruhi orang lain untuk merasa, berfikir, berperilaku
sesuai apa yang kita inginkan.
c.
Mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi.
d.
Menyelesaikan masalah
e.
Memuaskan rasa penasaran.
f.
Menciptakan dan
memupuk hubungan dengan orang lain.
g.
Menunjukkan ikatan dengan orang lain.
h.
Memutuskan untuk melakukan dan tidak melakukan sesuatu.
i.
Meningkatkan kesadaran pribadi, kesadaran fisik.
j.
Mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.
Khalayak tidak hanya
dirangsang dengan satu pesan saja melainkan banyak pesan dalam waktu bersamaan. Itulah
sebabnya maka langkah pertama yang diperlukan adalah mengenal khalayak atau
sasaran. Kemudian berdasarkan pengenalan serta komunikator dipilih sesuai
dengan kondisi dan situasi yang ada. Hal ini dimaksudkan selain ada kekuatan
penangkal yang dimiliki khalayak dapat “diijinkan” juga untuk mengalahkan
kekuatan pengaruh yang berasal dari sumber komunikator lain, yakni :
1.
Mengenal khalayak
Mengenal khalayak merupakan langkah pertama bagi komunikator
dalam usaha komunikatif yang efektif. Karena dalam proses komunikasi, khalayak
itu sama sekali tidak pasif melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan
komunikan bukan saja terjadi saling hubungan, tetapi juga mempengaruhi. Artinya
khalayak dapat dipengaruhi oleh komunikator tetapi komunikator juga dapat
dipengaruhi oleh komunikan atau khalayak.
2.
Menyusun pesan
Setelah mengenal khalayak dan situasinya maka langkah selanjutnya
adalah menyusun pesan, yakni menyusun tema dan mater. Syarat utama dalam
mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut ialah mampu membangkitkan perhatian.
Perhatian adalah pengamatan yang berpusat, tidak semua yang diamati menimbulkan
perhatian. Awal dari suatu efektifitas dalam komunikasi ialah bangkitnya
perhatian dari khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan. Hal ini sesuai
dengan procedure atau from attenton to action procedure,
artinya membangkitkan perhatian (attention)
untuk selanjutnya mengerakkan seseorang atau orang banyak melakukan kegiatan
sesuai tujuan yang dirumuskan.
3.
Menentukan metode
Efektivitas dari suatu komunikasi selain tergantung dari
kemantapan isi pesan yang diselanggarakan dengan kondisi khalayak dan
sebagainya, maka juga akan turut dipengaruhi oleh metode-metode penyampaian
kepada sasaran. Dunia komunikasi pada metode penyampaian itu dapat dilihat dari
dua aspek yaitu menurut cara pelaksanaan dan bentuk isinya. Yang pertama
semata-mata melihat komunikasi itu dari segi pelaksanaannya dengan melepas
perhatian dari isi pesannya. Sedang yang kedua yaitu melihat komunikasi itu
dari segi bentuk pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandungnya.
4.
Seleksi dan penggunaan media
Penggunaan media sebagai alat penyalur ide dalam rangka
merebut pengaruh dalam masyarakat adalah suatu hal yang merupakan keharusan,
sebab selain media massa dapat juga menjangkau jumlah besar khalayak juga
dewasa ini rasanya tidak dapat lagi hidup tanpa media massa seperti surat
kabar, radio, televisi, dan sebagainya (Rahmat, 2013:43).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar