Semua Tentang Ilmu Komunikasi

Hakikat dan Tujuan Komunikasi Antarmanusia



DeVito (2011:26-29) menjelaskan bahwa komunikasi manusia adalah proses dimana individu berhubungan dengan orang-orang lain di dalam kelompok, organisasi dan masyarakat. Hubungan ini bertujuan untuk menciptakan dan menggunakan informasi yang bersumber dari lingkungannya itu untuk memahami kemanusiaan bersama.
a)        Hakikat Komunikasi
Dari semua pengetahuan dalam komunikasi merupakan sesuatu yang paling penting dan berguna. Melalui komunikasi intrapersonal berupa mengenal diri sendiri, mengevaluasi diri sendiri, meyakinkan diri sendiri tentang ini dan itu, mempertimbangkan keputusan-keputusan yang akan diambil, dan menyiapkan pesan-pesan yang akan anda sampaikan kepada orang lain. Melalui komunikasi antarpribadi kita berinteraksi dengan orang lain, mengenal orang lain dan diri sendiri, mengungkapkan diri sendiri kepada  orang lain. Sedangkan komunikasi kelompok kecil dan organisasi kita berinteraksi dengan orang lain, memecahkan masalah, mengembangkan gagasan baru, dan berbagai pengetahuan dan pengalaman. Kehidupan kerja dan sosial sebagian besar dijalani dengan kelompok. Melalui komunikasi terbuka, orang lain akan memberikan informasi dan sebaliknya akan memberi informasi dan meyakinkan orang lain untuk melakukan sesuatu, untuk membeli, berfikir dengan cara tertentu, atau untuk mengubah sikap, pendapat dan nilai.
Melalui komunikasi antarbudaya kita mengenal budaya-budaya lain serta kehidupan di lingkungan kebiasaan, peran dan aturan-aturan yang berbeda. Melalui komunikasi massa kita dapat dihibur, diberi informasi dan dibujuk oleh media. Berger, dkk (2014:29) menjelaskan poin penting hakikat dalam komunikasi sebagai berikut :
1)        Lingkungan Komunikasi
Lingkungan (konteks) komunikasi setidak-tidaknya memiliki tiga dimensi: Fisik, sosial-psikologis, dan Temporal. Ruang atau taman atau bangsal dimana komunikasi berlangsung disebut konteks atau lingkungan fisik. Lingkungan fisik ini, apapun bentuknya mempunyai pengaruh tertentu atas kandungan pesan kita (apa yang kita sampaikan) selain juga bentuk pesan (bagaimana kita menyampaikannya).
Dimensi sosial-psikologis meliputi, misalnya tata hubungan status diantara mereka yang terlibat, peran dan permainan yang dijalankan orang, serta aturan budaya masyarakat dimana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, forrmalitas atau informalitas, serius atau senda gurau, dsb. Dimensi temporal (waktu) mencakup waktu dalam sehari maupun waktu dalam sejarah dimana komunikasi berlangsung. Yang lebih penting adalah bagaimana suatu pesan tertentu disesuaikan dengan rangkaian temporal peristiwa komunikasi. Ketiga dimensi lingkungan ini saling berinteraksi, masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain.
2)        Sumber-penerima
Kita menggunakan istilah sumber-penerima sebagai suatu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (pembicara) sekaligus penerima (pendengar). Anda memberi isyarat ketika anda berbicara, menulis, memberi isyarat tubuh atau tersenyum. Anda menerima pesan dengan mendengar, membaca, membaui, dan sebagainya. Tetapi ketika anda mengirimkan pesan, anda juga menerima pesan. Anda menerima pesan anda sendiri (mendengar sendiri, merasakan gerakan sendiri, dan melihat isyarat tubuh anda sendiri) dan anda menerima pesan dari orang lain secara visual, melalui pendengaran atau bahkan melalui rabaan dan penciuman. Ketika anda berbicara ddengan orang lain, anda memandangnya untuk mendapatkan tanggapan untuk mendapatkan dukungan, pengertian, simpati, persetujuan, dsb. Ketika anda menyerap isyarat-isyarat nonverbal ini, anda menjalankan fungsi penerima.
3)        Encoding-decoding
Dalam ilmu komunikasi kita menamai tindakan menghasilkan pesan, misalnya membaca atau menulis merupakan encoding. Dengan menuangkan gagasan-gagasan kita ke dalam kode tertentu jadi kita melakukan encoding. Kita menamai tindakan menerima pesan, misalnya mendengarkan atau membaca sebagai decoding. Dengan menerjemahkan gelombang suara atau kata-kata di atas kertas menjadi gagasan, jadi anda melakukan decoding. Oleh karena itu kita menamai pembicara atau penulis sebagai encoder, dan pendengar atau pembaca sebagai decoder.
4)        Kompetensi komunikasi
Kompetensi komunikasi megacu pada kemampuan anda untuk berkomunikasi secara efektif (Spitzberg & Cupach, 2011:26). Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks) dalam mempengaruhi kandungan (content) dan benntuk pesan komunikasi misalnya, pengetahuan bahwa suatu topik mungkin layak dikomunikasikan kepada pendengar tertentu dilingkungan tertentu, tetapi mungkin tidak layakbagi pendengar dan lingkungan yang lain. Pengetahuan tentang tata cara perrilaku nonverbal misalnya kepatutan sentuhan, suara yang keras, serta kedekatan fisik juga merupakan bagian dari kompetensi komunikasi.
5)        Pesan dan saluran
Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirim dan menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita. Walaupun biasanya kita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan dan tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara nonverbal (tanpa kata). Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Jarang sekali komunikasi berlangsung hanya dengan melalui satu saluran, kita menggunakan dua, tiga atau empat saluran yang berbeda secara simultan.
6)        Umpan balik dan umpan maju
Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya. Umpan balik berasal dari anda sendiri atau orang lain. Selain umpan balik itu sendiri, anda menerima umpan balik dari orang lain. Umpan balik ini dapat datang dari berbagai bentuk. Richars menyatakan kerutan dahi atau senyuman, anggukan atau gelengan kepala, tepukan di bahu atau tamparan di pipi, semuanya adalah bentuk umpan balik, dan umpan maju (feed forward) adalah informasi tntang pesan yang aakan disampaikan.
7)        Gangguan
Gangguan (noise) adalah gangguan dalam komunikasi yang mendissorsi pesan. Gangguan menghalangi penerima dalam menerima pesan dan sumber dalam mengirim pesan. Gangguan (noise) dikatakan ada dalam suatu sistem komunikasi bila ini membuat pesan yang disampaikan berbeda dengan pesan yang diterima. Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik (ada orang lain yang berbicara), psikologis (pemikiran yang sudah ada di kepala kita) atau semantik (salah mengartikan makna).
8)        Efek komunikasi
Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Pada setiap tindak komunikasi selalu ada konsekuensi. Sebagai contoh, anda mungkin memperoleh pengetahuan atau belajar bagaimana menganalisis, melakukan sintesis, atau mengevaluasi sesuatu. Ini adalah efek atau dampak intelektual kognitif. Kedua, anda mungkin memperoleh sikap baru atau mengubah sikap, keyakinan, emosi, dan perasaan anda. Ini adaah dampak efektif. Ketiga, anda mungkin memperoleh cara-cara atau gerakan baru seperti cara melemparkan bola atau melukis, selain juga perilaku verbal dan noverbal yang patut. Ini adalah dampak atau efek psikomotorik.
9)        Etik dan kebebasan memilih
Karena komunikasi mempunyai dampak, maka ada masalah etik disini. Karena komunikasi mengandung konsekuensi, maka ada aspek benar-salah dalam setiap tindak komunikasi. Sebgai contoh, meskipun mungkin efektif bila kita membesar-besarkan sesuatu dalam menjualkan produk atau mungkin berbohong dalam kampanye pemilihan, ini tidak etis. Tidak seperti prinsip-prinsip komunikasi yang efektif, prinsip-prinsip komunikasi yang etis sulit dirumuskan seringkali kita dapat mengamati dampak komunikasi, dan berdasarkan pengamatan ini, merumuskan prinsip-prinsip komunikasi yang efektif. Tetapi, kita tidak dapat mengamati kebenaran atau ketidakbenaran suatu tindak komunikasi.
Apakah komunikasi itu etis atau tidak etis, landasannya adalah kebebasan memilih (notion of choice) serta asumsi bahwa setiap orang berhak untuk menentukan pilihannya sendiri. Komunikasi dikatakan etis bila menjamin kebebasan memilih seseorang dengan memberikan kepada orang tersebut dasar pemilihan yang akurat. Komunikasi dikatakan tidak etis bila mengganggu kebebasaan mmilih seseorang dengan menghalangi orang tersebut untuk mendapatkn informasi yang relevan dalam menetukan pilihan. Oleh karenanya, komunikasi yang tidak etis adalah komunikasi yang memaksa seseorang 1). Mengambil pilihan yang secara normal tidak akan dipilihnya atau 2). Tidak mengambil pilihan yang secara normal akan dipilihnya.
Komunikasi yang etis, karenanya melengkapi pihak lain dengan informasi yang akan membentuk mereka menetukan pilihan sendiri. Tetapi, dalam etik yang didasarkan dalam kebebasan memilih ini, ada beberapa persyaratan. Kita mengasumsikan bahwa orang-orang ini sudah cukup umur dan berada dalam kondisi mental yang memungkinkan mereka melaksanakan pilihan secara bebas. Selanjutnya, kita mengasumsikan bahwa kebebasan memilih dalam situasi mereka tidak akan mengalami kebebasan memilih orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGERTIAN PARADIGMA DALAM PENELITIAN

PENGERTIAN PARADIGMA DALAM PENELITIAN Denzin & Lincoln (1994:105) mendefinisikan paradigma sebagai: “Basic belief system or worl...