Semua Tentang Ilmu Komunikasi

Jurnal Strategi Komunikasi Politik Anggota DPRD Kota Kendari Dalam Menyikapi Aksi Demonstrasi



Strategi Komunikasi Politik Anggota DPRD Kota Kendari Dalam Menyikapi Aksi Demonstrasi

ABSTRAK

ABDIANSYAH G2C1 13043. Strategi Komunikasi Politik Anggota DPRD Kota Kendari dalam Menyikapi Aksi Demonstrasi. Pembimbing I Ibu Hj. Sitti Harmin dan Pembimbing II Bapak M. Najib Husain.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi komunikasi politik yang digunakan anggota DPRD Kota Kendari dalam menyikapi aksi demonstrasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui strategi komunikasi politik yang digunakan anggota DPRD Kota Kendari. Tujuan dalam  penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi Komunikasi Politik Anggota DPRD dalam menerima aksi demonstrasi masyarakat. Manfaat dalam peneelitian ini adalah Secara teoritis, dapat dijadikan refrensi untuk mahasiswa dalam menambah wawasan keilmuwan tentang strategi komunikasi politik anggota DPRD Kota Kendari dalam menerima aksi para demonstrasi. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada anggota Legislatif DPRD kota Kendari sehingga dapat menjadi kajian dalam membangun pemerintahan yang baik. Secara metodologis dapat menjadi kajian dalam rangka pengembangan riset dan bagi mereka yang akan melakukan penelitian tentang bagaimana strategi komunikasi politik Anggota DPRD Kota Kendari dalam menangani aksi demonstrasi.
Lokasi penelitian adalah DPRD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori strategi komunikasi yang dikemukakan Arifin, bahwa efektifitas komunikasi dapat tercapai jika dilakukan pengenalan khalayak, penyusunan isi pesan, penentuan teknik penyampaian pesan, dan pemilihan media. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif untuk menggambarkan strategi komunikasi yang dilakukan anggota DPRD di Kota Kendari. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Informan penelitian berjumlah tujuh orang ditentukan secara purposif.
Hasil penelitian menunjukan adanya strategi komunikasi yang dilakukan melalui pengenalan khalayak, setelah itu dilakukan penyusunan isi pesan berupa produk politik yaitu janji program. Pesan politik itu disampaikan melalui teknik penyampaian pesan yang sesuai dengan kondisi khalayak seperti teknik redundancy dan canalizing, selanjutnya adalah menentukan media sebagai penyalur pesan politik. Media yang digunakan yaitu, media komunikasi langsung atau face to face, dan media massa yaitu surat kabar. Strategi komunikasi politik ini di jalankan dalam bentuk sosialisasi langsung atau melalui media komunikasi seperti media cetak dan media massa. Pemberian bantuan juga dilakukan yaitu berupa bantuan jasa atau bantuan hukum kepada masyarakat. Strategi utama yang dijalankan adalah pembentukan tim sosialisasi sebagai upaya pendekatan kepada khalayak atau demonstran.

Kata Kunci : Strategi, Komunikasi Politik, DPRD, Aksi, dan Demonstran.

PENDAHULUAN
Berbagai kesenjangan so-sial dan ekonomi serta kebijakan-kebijakan yang di-anggap tidak pro rakyat memunculkan aksi demonstrasi yang terus me-ningkat setiap tahunnya melata-rbelakangi munculnya berbagai aksi baik dari kalangan Mah-asiswa, masyarakat, LSM, dan berbagai lingkup masyarakat lainnya. Hal ini bisa kita dilihat dari intensitas aksi demonstrasi yang terjadi di DPRD kota Kendari sebanyak 12 kali dalam sebulan sehingga untuk kalkulasi dalam setahun sebanyak 144 kali aksi demonstrasi berdasarkan sumber data dari bagian persi-dangan dan bagian hukum pada sekretariat DPRD kota Kendari.
Menyikapi setiap aspirasi dan harapan para demonstran, maka diperlukan sebuah strategi komunikasi. Strategi komunikasi politik pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan ma-najemen (management) untuk mencapai satu tujuan. Strategi komunikasi politik merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen kom-unikasi untuk mencapai suatu tujuan politik. Strategi komunikasi dapat ditempuh dengan pendekatan penyampaian pesan secara informatif, persuasif dan instruktif/koersif kepada  sasaran untuk memperoleh hasil yang efektif. Strategi komunikasi DPRD dalam menyikapi aksi demonstrasi harus senantiasa menggunakan strategi, agar dapat tercapai tujuan yang di inginkan dari masing-masing pihak, ter-utama masyarakat yang men-gharapkan aspirasinya dapat didengar dan diterapkan.
Kemampuan memadukan kepentingan pemerintah dan masyarakat masih sangat jauh dari apa yang diharapkan, DPRD yang merupakan penyelenggara negara, sebagai abdi negara dan masyarakat pemerintah harus mampu bertindak sebagai pelopor demokrasi masyarakat yang diwakili. Keteladanan dem-okrasi Anggota DPRD adalah sesuatu yang sangat diharapkan masyarakat guna memediasi hal-hal yang menjadi hak ma-syarakat. Sebab seperti yang lazim terjadi  di negara manapun, DPRD seharusnya menjadi mediator dan katalisator hub-ungan kepentingan negara dan rakyatnya. Eksistensi DPRD dalam kehidupan demokrasi, ditentukan sejauh mana kemauan dan kemampuan mereka men-umbuh kembangkan hubungan yang harmonis diantara berbagai konflik kepentingan dalam sel-uruh bidang pengabdiannya.
Aspirasi masyarakat yang disampaikan melalui demonstrasi seakan hanya sebuah aspirasi tanpa ada tindak lanjut seperti yang diharapkan oleh masyarakat itu sendiri. Jika saja aspirasi-aspirasi yang disampaikan itu mampu dikelola dan dia-plikasikan oleh anggota DPRD yang terhormat, maka bukan tidak mungkin masyarakat akan lebih mendapat angin segar kemajuan demokrasi dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Munculnya aksi dem-onstrasi ini bagi pihak DPRD dibutuhkan adanya pendekatan yang tepat untuk meny-elesaikannya. Segala bentuk permasalahan yang senantiasa berada pada suatu bentuk pem-ecahan masalah guna mem-berikan solusi yang tepat. Strategi komunikasi bermanfaat untuk menjembatani kesenjangan yang akan menghambat tercapai kesempatan dari masing-masing pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, terutama ketika terjadi aksi Demonstrasi. Strategi komunikasi sehingga perlu untuk digunakan oleh anggota DPRD dalam mengubah perilaku para Demonstran, karena kebanyakan yang terjadi adalah kegagalan Komunikasi yang akhirnya berbuntut dengan bentrokan atau pemaksaan kehendak baik dari DPRD maupun dari pihak dem-onstran.
Suatu realitas yang sen-antiasa ada pada kehidupan kita, dimana diantara berbagai lapisan masyarakat terdapat berbagai permasalahan yang sena-ntiasa membutuhkan cam-pur tangan dari pihak DPRD. Sebagai komunikator politik, anggota DPRD harus jeli dalam mengamati kondisi sosial, ge-ografis dan kultur yang ada dalam masyarakat, sehingga melalui pengetahuan mengenai kondisi sosial masyarakat, anggota DPRD mampu men-yusun program yang ditawarkan oleh demonstran sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Melakukan komunikasi tatap muka secara langsung juga memudahkan anggota DPRD dalam menerima pesan politik dari para dem-onstran.
Harapan masyarakat sangat besar terhadap DPRD yang merupakan penyambung lidah aspirasi para demonstran, DPRD dengan komunikasi politiknya merupakan pemegang kekuasaan legislatif, pelaksanaan fungsi legislatif itu juga merupakan lembaga pengontrol terhadap kekuasaan pemerintahan di dae-rah. Oleh karena itu, sesun-gguhnya DPRD lebih berfungsi sebagai lembaga pengontrol kebijakan pemerintah dan seb-agai lembaga pengawas terhadap kekuasaan pemerintah, namun dalam kenyataannya lembaga DPRD sebagai lembaga legislatif belum berperan secara optimal. Padahal masyarakat mengingin-kan peran yang lebih aktif dan kompleks dalam menyikapi dan menyampaikan aspirasi-aspirasi masyarakat khususnya dem-onstran yang menyuarakan keinginan-keinginan mereka, setiap sikap masyarakat yang disampaikan diharapkan untuk segera direalisasikan. DPRD sebagai pengontrol jalannya pemerintahan di daerah, DPRD bertindak sebagai lembaga pengen-dali atau pengontrol yang dapat menyetujui atau bahkan menolak setiap aspirasi mas-yarakat. Sesuai fungsinya sebagai lembaga pengawasan politik yang kedudukannya sederajat dengan pemerintah setempat, maka DPRD juga diberi hak untuk melakukan amandemen. Akan tetapi yang menjadi feno-mena senantiasa terjadi adalah kurang tanggapnya dari pihak DPRD dalam menyikapi setiap Problem Masyarakatnya. She-ingga akhirnya muncullah aksi Demonstrasi dari pihak Masy-arakat untuk menuntut tanggung jawab DPRD sebagai wakil yang dapat menyuarakan hati nuran-inya.
Adapun sedangkan tujuan yang ingin dicapai  penulis  dalam  penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi Kom-unikasi Politik Anggota DPRD dalam menerima aksi demo-nstrasi masyarakat. Sedangkan manfaat yang diharapkan penulis melalui penelitian ini adalah  sebagai  berikut :
1.        Secara teoritis, dapat dija-dikan refrensi untuk mah-asiswa dalam menambah wawasan keilmuwan tentang strategi komunikasi politik anggota DPRD Kota Kendari dalam menerima aksi para demonstrasi.
2.        Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada anggota Legislatif DPRD kota Kendari sehi-ngga dapat menjadi kajian dalam membangun pemer-intahan yang baik.
3.        Secara metodologis dapat menjadi kajian dalam rangka pengembangan riset dan bagi mereka yang akan melak-ukan penelitian tentang bagaimana strategi komu-nikasi politik Anggota DPRD Kota Kendari dalam menangani aksi demonstrasi.
 METODE PENELITIAN
Penelitian ini  meng-gunakan  metode kualitatif  yaitu untuk melihat dan menelaah dengan menggunakan deskriktif analisis untuk memperoleh hasil secara mendalam dan meny-eluruh dengan konsep straregi komunikasi politik yang ditera-pkan anggota DPRD kota Kendari dalam menangani masal-ah aksi demonstrasi
Penelitian ini dilaksanakan pada kantor DPRD Kota Kendari dengan pertimbangan bahwa kantor DPRD kota kendari adalah tempat dimana hampir setiap hari aksi demonstrasi yang dilakukan oleh warga Masyarakat Kota Kendari dari berbagai latar belakang lembaga seperti Aktivis Mahasiswa, LSM serta dari berbagai unsur masyarakat lain-nya.
Informan penelitian ini ditetapkan dengan menggunakan teknik Purposif sampling yaitu pemilihan informan secara sengaja berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti disesuaikan dengan tujuan penelitian serta dianggap mampu memberikan data dan informasi yang diharapkan peneliti. Adapun informan penel-itian ini sebanyak 7 orang.
Jenis dan Sumber data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu data yang  dipe-roleh berdasarkan pada bah-an informasi dari obyek yang diteliti.
Sumber Data :
1.        Data primer diperoleh dengan teknik wawancara yaitu mewawancarai lan-gsung para informan kunci dengan menggunakan pedo-man wawancara yang telah dipersiapkan dan dokumen-tasi.
2.        Data sekunder diperoleh dengan teknik studi pustaka (library research) adalah pengumpulan data dengan menelaah buku-buku dan dokumen penunjang lainnya yang ada hubungannya deng-an masalah penelitian.
Teknik Pengumpulan Data
1.        Wawancara (interview) yaitu mewawancarai langsung para informan kunci dengan menggunakan pedoman wa-wancara yang telah dip-ersiapkan.
2.        Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan peninjauan pada arsip-arsip, dokumen-dokumen, laporan-laporan, jurnal, artikel, serta informasi dari media massa lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
3.        Studi pustaka adalah peng-umpulan data dengan menelaah buku-buku dan dokumen penunjang lainnya.
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisa dengan menggunakan bentuk analisis kualitatif untuk mende-skripsikan hasil penelitian ber-dasarkan temuan dilapangan, selanjutnya diberi penafsiran dan kesimpulan.
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Adapun pemeriksaan kea-bsahan data dilakukan dengan teknik ketekunan pengamatan dan triangulasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Strategi Komunikasi Politik DPRD Kota Kendari
Strategi komunikasi politik DPRD terhadap masyarakat um-um sangat diperlukan dalam men-ghadapi sebuah berbagai aksi demonstrasi. Keberhasilan suatu strategi komunikasi politik dalam merencanakan dan mela-ksanakan akan ikut berperan pada proses politik. Strategi yang cen-derung dilakukan oleh anggota DPRD Kota Kendari adalah sebagai berikut :
Sosialisasi Politik
Tatap muka langsung merupakan strategi untuk mem-berikan pemahaman, pengertian, dan memperkenalkan diri kepada masyarakat. Proses sosialisasi ini umumnya dilakukan secara berulang-ulang. Sosialisasi poli-tik yang dilakukan para legi-slator ini tentu berdasarkan asumsi terhadap nilai efek-tifitasnya itu sendiri.
Membentuk Tim Sosialisasi
Tim sosialisasi adalah orang-orang yang dipilih oleh untuk berkontribusi dalam upaya mengkoordinir proses sosialisasi dengan mendengarkan dan mem-buat catatan berupa laporan terkait hal-hal apa saja yang diangkat dalam demonstrasi tersebut, kemudian dilaporkan kepada anggota DPRD Kota Kendari. Dengan demikian agar memudahkan legislator untuk mengetahui kondisi masyarakat dan situasi politik secara menyeluruh. Tim sosialisasi yang dibentuk berdasarkan, pengaruh yang dimiliki dalam membentuk opini masyarakat, dan meng-arahkan masyarakat, dan tim sosialisasi yang dibentuk ber-dasarkan, loyalitas, integritasnya, dan kredibilitas yang dimiliki.
Strategi Face to face
Strategi komunikasi face to face merupakan cara yang dominan digunakan oleh DPRD. Asumsi untuk mendengar dan mengetahui secara langsung apa yang diingikan masyarakat. Melalui kunjungan secara pribadi menjadikan mereka dekat dengan para demonstran dan mem-udahkan menjalin komunikasi secara personal.
Strategi face to face mengharuskan bertatap muka langsung dengan demonstran di lapangan. Sebelum melakukan aksi face to face ini terlebih dulu menentukan segmen kelompok mana yang dapat dia dekati secara personal. Umumnya komunikasi face to face  ini di lakukan DPRD kepada dem-onstran yang memiliki kedekatan kekerabatan atapun memiliki kesamaan suku. Pendekatan yang biasa digunakan adalah me-ndekati demonstran dengan men-yapa dan berbincang langsung, menggunakan bahasa daerah yang sama dengan demonstran.
Analisis Strategi Komunikasi Politik Anggota DPRD Kota Kendari
Fokus penelitian ini adalah strategi komunikasi politik anggota DPRD Kota Kendari tentang strategi komunikasi politik atau cara menyampaikan informasi/pesan kepada khalayak sasaran secara langsung yang bertujuan mempengaruhi, mer-ubah persepsi, ataupun mengubah sikap dan perilaku guna mencapai tujuan politis yang diingingkan. Strategi komunikasi politik yang dimaksud pada penelitian ini yaitu rencana strategis yang dibuat komunikator politik demi meraih tujuan yang diinginkan.
1.        Pengenalan Khalayak
secara umum demonstran mengangkat topic perm-asalahan dalam demonstrasi yaitu mengenai kenaikan BBM, demo buruh, dan relokasi. Menurut informan bahwa strategi khusus yang digunakan untuk meng-antisipasi dan menerima aspirasi masyarakat, akan tetapi tetap menggunakan strategi yang umum dila-kukan yaitu pengenalan khalayak dan demonstran. Dengan demikian mem-ungkinkan anggota DPRD Kota Kendari untuk memb-erikan pandangan dan realisasi program secara lel-uasa kepada masyarakat dan demonstran.
2.        Penyusunan Isi Pesan
Penelitian ini mendeskripsi-kan bagaimana para Anggota DPRD Kota Kendari men-yusun pesan-pesan politik-nya. Pesan politik itu dalam bentuk produk riil kepada demonstran sebagai upaya mempengaruhi dan men-garahkan. Pesan politik dirumuskan oleh Anggota DPRD Kota Kendari setelah mengetahui kondisi lapang-an, sehingga pesan politik sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan inginkan oleh demonstran.
Hasil penelitian menu-njukkan bahwa, pesan politik atau produk politik yang sangat berpengaruh dalam menangani setiap aksi demonstrasi. Produk politik seperti ini lebih mampu meyakinkan demonstran dibandingkan produk politik berupa janji program atau tagline yang disampaikan. Pada dasarnya semua pesan politik yang ditawarkan adalah demi pengembangan dan kemajuan masyarakat. Pesan politik yang disampai-kan harus sesuai dengan isu politik atau permasalahan yang disuarakan. Pesan politik adalah hal penting dalam proses komunikasi politik, sehingga penyusunan pesan politik harus mem-enuhi persyaratan pesan politik yang layak, yaitu bernilai guna, tidak hanya merupakan wacana, namun harus mengandung cara penyelesaiannya, dan ma-mpu menjawab kebutuhan masyarakat.
Efektifitas pesan politik tidak hanya ditunjang oleh kualitas pesannya, namun mesti memperhatikan bentuk penyajian pesan itu sendiri, seperti one side issue (sepihak) dan both side issue (kedua belah pihak). One side issue adalah bentuk penyajian pesan oleh komunikator secara sepihak tanpa mendengarkan pen-dapat khalayak, adapun Both side issue adalah bentuk penyajian pesan oleh komunikator dengan men-dengarkan dan mempertim-bangkan pendapat khalayak.
Identifikasi permasalahan yang dilakukan oleh anggota DPRD dalam menangani masalah yang diajukan oleh demonstran yaitu dengan cara melakukan proses hearing atau dengar pendapat bersama seluruh jajaran eksekutif dengan men-dengarkan pandangan lang-sung setiap permasalah-an dan apa solusi yang tepat untuk digunakan dalam menangani masalah tersebut.
3.      Teknik Penyampaian Pesan
Teknik penyampaian pesan merupakan cara seseorang menyampaikan pesannya kepada komunikan atau demonstran. Teknik penya-mpaian pesan berdasarkan bentuk penyampaiannya seperti, informatif, edukatif, dan persuasif. Umumnya teknik penyampaian pesan seperti ini memang digunakan oleh para anggota DPRD Kota Kendari dalam rangka menyampaikan pesan -pesan politiknya kepa-da demonstran dalam setiap aksi yang dilakukan. Teknik penyampaian pesan juga terkait dengan proses penempatan atau place, penempatan berkaitan deng-an cara atau distribusi pesan oleh anggota DPRD Kota Kendari dan kemampuannya dalam berkomunikasi dengan para demonstran.
Berdasarkan hasil penelitian ini, strategi pengenalan khalayak melalui teknik pengelompokkan adalah stra-tegi yang mayoritas dig-unakan oleh para anggota DPRD Kota Kendari dalam menyikapi setiap pesan dalam aksi demonstrasi dengan mendasarkan nilai emosional, kesamaan suku atau budaya. Teknik pen-yampaian pesan yang digunakan adalah sosialisasi secara berulang serta meli-batkan demonstran dalam kegiatan sebagai bentuk dukungan masyarakat dan bentuk pengawasan langsung kepada pemerintah.
4.      Pemilihan Media
Penggunaan media lebih kepada pertimbangan tentang saluran paling efektif yang akan digunakan dalam mentransfer pesan kepada khalayak atau dalam hal ini demonstran. Seiring berke-mbangnya ilmu penge-tahuan, media sebagai alat komunikasi juga mengalami perkembangan yang pesat. Media yang dapat digunakan dalam proses pencitraan kontestan pemilu adalah media antar persona (face to face), media massa (koran, majalah, TV, radio), media sosial (facebook, twitter,dan bolg) dan media cetak (baliho, poster, stiker, spanduk, dan kalender).
Pemilihan media dalam pro-ses komunikasi politik mesti disesuaikan dengan tingkat penetrasi media terhadap khalayak. Beberapa media yang dapat digunakan seb-agai media promosi yaitu media konvensional (stiker, baliho, spanduk, kalender), media massa (surat kabar, majalah, televisi dan radio), media sosial (facebook, twitter, dan blog).
Kesimpulan
Hasil penelitian ini me-nemukan bahwa adanya ragam strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh Anggota DPRD Kota Kendari yakni, sosialisasi politik secara langsung, mem-bentuk tim so-sialisasi, dan sosialisasi terbuka. Strategi komunikasi politik yang di-gunakan adalah pengenalan khalayak yang digunakan dan dikembangkan oleh Anggota DPRD Kota Kendari. Peny-usunan pesan politik, pesan politik itu mencakup janji dan realisasi program. Teknik peny-ampaian pesan yang digunakan oleh para legislator adalah redundancy dan canalizing. Redundancy adalah cara penya-mpaian pesan yang terus menerus dan berulang, dan canalizing adalah penyampaian pesan dengan melihat pengaruh oknum atau kelompok dalam aksi demonstrasi, dan media yang umum digunakan adalah media massa, media cetak, media komunikasi langsung atau face to face dan media sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGERTIAN PARADIGMA DALAM PENELITIAN

PENGERTIAN PARADIGMA DALAM PENELITIAN Denzin & Lincoln (1994:105) mendefinisikan paradigma sebagai: “Basic belief system or worl...